
Milenial Sebagai Pilar Demokrasi
Untuk pertama kalinya KPU Kota Parepare melaksanakan sosialisasi Pendidikan Pemilih melalui media virtual di masa pandemic covid -19. Tema yang di usung dalam kegiatan Sosialisasi ini adalah Milenial sebagai Pilar Demokrasi. Ketua KPU Kota Parepare, Hasruddin Husain dalam sambutannya memberikan penjelasan mengapa tema milenial sebagai pilar demokrasi diangkat dalam webseminar ini.
Kaum milenial masih mudah dipolitisir baik dalam kontentasi Pemilu dan Pilkada. Hal ini merupakan perspektif yang buruk dan kiranya harus mendapatkan perhatian dari semua unsur dalam peningkatan proses demokrasi. Olehnya Web seminar ini diharapkan mampu memberikan penjelasan kepada kaum milenial sehingga dapat memahami dan mengimplementasikan dasar-dasar proses demokrasi dan mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Kaum Milenial jangan lagi menjadi komoditas politik yang mudah diarahkan dalam suatu kontestasi seperti money politik yang selalu.menjadi masalah besar dalam setiap kontestasi demokrasi.
Kegiatan yang dipandu oleh Firman Mustafa Komisioner divisi Sosialisasi dan SDM KPU Kota Parepare menghadirkan 2 Narasumber dalam kegiatan ini yaitu Ketua KPU Provinsi Sulawesi Selatan Faisal Amir dan Pimpinan Bawaslu Sulawesi Selatan Saiful Jihad.
Narasumber pada sesi pertama Saiful Jihad salah satu pembahasannya mengenai sikap milenial dalam politik praktis. Menurut beliau tim peneliti dari Departemen Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan politik (FISIP UI) telah melakukan penelitian terhadap milinial di 4 kota antara lain Bandung, Jakarta , Surabaya dan Semarang. Hasil penelitian membagi empat sikap milenial dalam politik praktis.
Pertama Doubtfulness adalah pemilih yang masih galau. Mereka inilah yang sering disebut swing voter. Tipe yang mudah dipengaruhi maupun belum sadar akan politik. nah, karakter seperti inilah yang akan menjadi sasaran empuk para kandidat yang memanfaatkan keinginan politiknya.
Kedua Open minded adalah pemilih milenial yang sudah melek politik. biasanya mereka sudah menentukan kepada siapa pilihan politiknya berlabuh. Tidak jarang mereka terlibat kampanye salah satu kandidat.
Ketiga Modest, Mereka pemilih milenial yang cenderung mengikuti apa yang orang-orang dekatnya pilih. Kalau kamu memilih salah satu paslon atau partai karena orang tuamu milih mereka, kamu termasuk karakter modest.
Keempat Apatethi atau apatethic (apatis). Mereka bukannya buta politik tapi memang memutuskan tidak peduli. sebagian dari mereka pesimis pemilu bisa membuat keadaan lebih baik.
Dalam pembahasan yang terakhir beliau mengajak Untuk Kaum Muda / Milenial mari hadirkan gerakan keteladanan yang dipelopori oleh pemuda dalam menyalurkan hak-hak politiknya dengan menjadi partisipan aktif dalam berbagai momentum poltik sehingga bisa menjadi stimulus awal membangun politik yang beradab di negara ini. Efektifitas gerakan keteladanan pemuda pun lebih jauh dapat dilakukan dengan turut serta membangun dan mengembangkan hak-hak politiknya termasuk bergabung dalam organisasi sosial maupun politik yang menjadi pilar utama demokrasi. Melalui organisasi sosial dan politik pemuda dapat mewujudkan harapan perbaikan bangsa dengan memberika solusi secara langsung serta bergerak terjun ke masyarakat menjadi aktor perubahan sarana ini sangat ampuh menjadii media upgrading pemuda dalam membangun kapasitas politiknya dengan tetap mampu memberikan manfaat kepada masyarakat.
Pada sesi yang kedua, Ketua KPU Provinsi Sulawesi Selatan Faisal Amir memaparkan milenial sebagai Pilar Demokrasi. KPU menjadikan Pemilih pemula sebagai salahsatu segmen pendidikan untuk mensosialisasikan dasar dasar demokrasi. Menurut beliau ada salah satu penelitian bahwa generasi milenial jika memilih pada usia memlih 17 tahun maka kecendrungannya dia akan memilih kembali pada pemilihan berikutnya sedangkan jika dia golput maka kecendrungannya pada pemilihan berikutnya akan tetap golput oleh karena itu KPU selalu mensosialisasikan pendidikan pemilih ke pemilih pemula atau generasi milienial.
Milenial juga dikenal sebagai generasi Y, Gen atau generasi langgas kelompok demografi setelah generasi X (Gen – X) tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini.para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran
Dalam pembahasan selanjutnya Faisal Amir menjelaskan tentang negara yang demokratis dan pemilu. Demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat sedangkan negara yang demokratis berarti negara yang meletakkan kedaulatan tertinggi di tangan rakyat. Beliau juga menjelaskan Pemilu beberapa hal penting terkait Pemilu salahsatunya bahwa
masyarakat membutuhkan orang yang mengelola kepentingan mereka di negara serta Pemilu adalah metode untuk memilih wakil rakyat (legislatif), Presiden serta Kepala Daerah/ pemerintah.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Juli 2020 Pukul 13.30 -15.30 wita yang diikuti oleh semua Komisioner KPU Kota Parepare, Sekretaris, Kasubag serta utusan dari siswa-siswi SMA Negeri 1, Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Parepare dan peserta Umum yang berasal dari Penggiat Demokrasi dan Organisasi Kemasyarakatan.